Membahagiakan Sebelum Kehilangan

Proses menjalani hidup yang diketahui dengan jelas (entah sadar atau tidak) dengan Ending "Kematian". Meski waktu, tempat, kejadian, tidak diketahui namun kepastianya dapat dibuktikan.

Tidak ada manusia sejauh ini yang hidup didunia ini dapat melawan kematian, semua manusia yang hidup artinya akan mati. Manusia tidak terpisahkan dari kematian, bagaimanapun kepentingan dan jabatan yang diembanya saat ini.

Tidak sedikit yang menyarankan sebaliknya, memilih untuk bersikap menyiapkan bekal menghadapi hari setelah kematian yang biasa disebut dengan Yaumil Akhir.

Pandangan terhadap kematian tidak hanya bagi diri sendiri, sesekali terlintas dibenak bagaimana jika yang meninggal itu adalah orang yang dianggap berharga didunia ini; Keluarga misalnya. Hal itu dapat dipastikan sulit untuk dibayangkan. Dapat dipastikan setiap keluarga menemui kematian, namun sulit membayangkan atau mungkin lebih cenderung menghindari kesiapan kehilangan orang yang berharga? 

Sulit untuk dibayangkan ketika benar terjadi diantara keluarga yang kita sayang, meninggal dunia disaat kita butuh senyumnya tatkala dipuncak kesuksesan. Diantara banyak orang dapat melewati dengan sikap penuh kesiapan, sebagian yang lain butuh waktu lama untuk dapat bangkit dan tersenyum melewati kehidupan.

Tidak ada yang dapat dilakukan untuk mencegah kematian, bagi manusia yang ingin membahagiakan orang tua melalui kesuksesan tentu melakukanya dengan cepat -seakan berkejaran dengan datangnya malaikat kematian- untuk meraih kesuksesan.

Sedikit yang dapat dimengerti arti dari kehilangan karena kematian, sebab sesuatu yang berharga akan dianggap sangat berharga ketika sesuatu itu menghilang. Sesuatu yang sangat sukar diraih adalah sesuatu yang begitu berharga, mengukir kenangan setelah ketiadaan, misalnya.
"Jalanilah hidup ini dengan sebaik-baiknya, tidak perlu tergesa-gesa meraih sukses untuk melihat orang yang kau sayang tersenyum bahagia, proses yang kau jalani sekarang dengan kesungguhan adalah bahagianya" 

Komentar