You'r my priority

Saya mengira bahwa semua hal penting perlu mendapat tempat atau suatu hal akan penting pada waktunya. Pada beberapa kondisi, tidak semua yg dianggap penting akan berguna, hanya sebagian kecil saja dari hal yg dianggap penting akan berguna pd waktunya. Misal, pergilah kita ke pantai, mengumpulkan kerang, keong, hingga batu karang. Semua dianggap penting dan berguna, tiba kembali dirumah, hanya kerang dan keong yg dapat digunakan segera. Sedangkan batu karang tiadalah dapat berguna segera, hingga pada suatu kejadiam dapat digunakan (read: difungsikan), seperti penjanggal pintu.

Kebiasaan menganggap semua penting, berharga, harus diprioritaskan alangkah baiknya dipertimbangkan kembali sbg manusia educandum. Semua hal yg datang mendekat membutuhkan suatu sikap, sayangnya, sebagaimanusia sangat tidak mungkin untuk mengambil sikap semuanya berharga. Sikap seperti itu akan merugikan diri sendiri, terutama, terkurasnya waktu, tenaga, hingga pikiran untuk mengurusi sesuatu yg sebetulnya tidak terlalu berharga (penting). Sebaliknya, alangkah baiknya untuk mengambil sikap memprioritaskan pada sedikit hal yg memakan waktu, tenaga, pikiran hingga dapat dimaksimalkan dan efektif dalam pengurusannya.
Contoh, ketika bangun pagi, bersih badan hingga dihidangkan sarapan. Terdapat hidangan nasi jagung, nasi goreng, bubur, rendang, pais patin. Pilihan sikap yg diambil pd umumnya ialah menilih 1-3 menu hidangan untuk disantap atau sekedar dicicip agar kapasitas makanan tidak oversize. Rasa yg nikmat dapat dirasakan hingga perut kenyang. Sedangkan ketika mengambil sikap sebaliknya, memilih semua makanan (baik dicicipi maupun ukuran normal) akan mengurangi taste of the food yg mengakibatkan kelezatan makanan hanya sedikit yg dirasakan.

Sikap memprioritaskan pd sedikit hal dgn dukungan fokus, konsistensi, dan tuntas berujung pd satisfaction yg luar biasa. Melalui sikap prioritas, otomatisasi tubuh utk bekerja maksimal menuntaskan serta menggapai targetan.

Komentar