Teguhkan Hati dalam Memilih

Setiap manusia yang hidup akan senantiasa dihadapkan pada banyak pilihan. Pilihan memang menentukan jalan tapi tidak memberi kepastian. Sesuatu yang kita pilih tidak asal-asalan, melainkan gambaran dari kapasitas diri kita.

Ketika kita diminta memilih antara makan nasi padang atau bikin nasi sop ditengah hujan yang mengguyur dari pagi hingga siang, maka ada proses kognisi yang menyertai. Seperti, dari pagi hingga siang ini hujan terus nieh, kondisi kayak gini lebih cocok bikin nasi sop deh karena efeknya dapat menghangatkan tubuh.

Pada urusan makan tersebut, kita melakukan pilihan yang menentukan. Pilihan yang memerlukan proses kognisi. Proses kognisi terjadi ketika mempertimbangkan antar pilihan, sedangkan yang membuat keputusan adalah keteguhan hati. Keteguhan hati untuk siap menerima segala konsekuensi atas pilihan yang kita ambil.

Konsekuensi yang harus diterima karena memilih nasi sop seperti keruwetan bahan dan waktu pembuatan yang cenderung lebih lama. Ketika kita siap dengan konsekuensi, disetiap itulah kita mengasah mental diri. Tidak setiap pilihan berjalan sesuai hati, karena itulah hati siap dengan segala kemungkinan terjadi.

Pertimbangan sebaik apapun tanpa keteguhan hati akan cenderung lemah ketika menerima konsekuensi. Ketika pilihan tidak sesuai ekspektasi, hati mulai sakit, membuka lobang untuk penyakit lain. Penyakit paling parah ialah ingkar atas nikmat yang juga berarti ingkar atas konsekuensi pilihan.

Teguhkan hati disetiap pilihan, meski sulit untuk mempertimbangkan dengan logika, timbanglah dengan rasa nyaman dan kelegaan ketika memilihnya. Jauhkan pilihan dari interfensi orang lain ketika pilihan tersebut berkonsekuensi hanya untuk diri sendiri. Sebaliknya, perhatikan dengan baik ujaran orang lain saat pilihan tersebut menyangkut banyak orang atau suatu komunitas tertentu. Pastikan, anggota komunitas juga turut siap dengan pilihan yang kita tentukan.

Komentar