Waspada ketika bertanya dan menjawab

Oleh Ustadz Febriansyah Riza
Rekap oleh Syarif H.Z


Allah SWT berfirman:

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَسْــئَلُوْا عَنْ اَشْيَآءَ اِنْ تُبْدَ لَـكُمْ تَسُؤْكُمْ ۚ  وَاِنْ تَسْـئَـلُوْا عَنْهَا حِيْنَ يُنَزَّلُ الْقُرْاٰنُ تُبْدَ لَـكُمْ  ۗ  عَفَا اللّٰهُ عَنْهَا   ۗ  وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ حَلِيْمٌ
yaaa ayyuhallaziina aamanuu laa tas`aluu 'an asy-yaaa`a in tubda lakum tasu`kum, wa in tas`aluu 'an-haa hiina yunazzalul-qur`aanu tubda lakum, 'afallohu 'an-haa, wallohu ghofuurun haliim

"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menanyakan (kepada Nabimu) hal-hal yang jika diterangkan kepadamu, (justru) menyusahkan kamu. Jika kamu menanyakannya ketika Al-Qur'an sedang diturunkan, (niscaya) akan diterangkan kepadamu. Allah telah memaafkan (kamu) tentang hal itu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyantun."
(QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 101)

Allah SWT berfirman:

قَدْ سَاَ لَهَا قَوْمٌ مِّنْ قَبْلِكُمْ ثُمَّ اَصْبَحُوْا بِهَا كٰفِرِيْنَ
qod sa`alahaa qoumum ming qoblikum summa ashbahuu bihaa kaafiriin

"Sesungguhnya sebelum kamu telah ada segolongan manusia yang menanyakan hal-hal serupa itu (kepada nabi mereka), kemudian mereka menjadi kafir."
(QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 102)

Makna ayat secara umum, Syeikh Abdurrahman bin Nashir As sa'di, kurang lebihnya:
 "Allah melarang hambanya yang beriman bertanya sesuatu yang apabila dijawab menjelekkan mereka dan membuat mereka bersedih. Seperti menanyakan sesuatu yang belum terjadi, bertanya yang membuat dirinya berat beribadah, bertanya yang menyakitkan umat dan tidak ada faedahnya, maka hal itu termasuk keharaman"


Allah SWT berfirman:

وَمَاۤ اَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ اِلَّا رِجَالًا نُّوْحِيْۤ اِلَيْهِمْ فَسْــئَلُوْۤا اَهْلَ الذِّكْرِ اِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ 
wa maaa arsalnaa ming qoblika illaa rijaalan nuuhiii ilaihim fas`aluuu ahlaz-zikri ing kuntum laa ta'lamuun

"Dan Kami tidak mengutus sebelum engkau (Muhammad), melainkan orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui,"
(QS. An-Nahl 16: Ayat 43)


📝Apa, dimana dan kapan larangan dalam bertanya:
1. Sering bertanya karena alasan hobi. 

2. Bertanya dengan tujuan ingin menghina, terutama menghina yang ditanya. 

3. Bertanya tentang hal yang kurang berfaedah. 

Allah SWT berfirman:

اَمْ تُرِيْدُوْنَ اَنْ تَسْئَـلُوْا رَسُوْلَـكُمْ كَمَا سُئِلَ مُوْسٰى مِنْ قَبْلُ ۗ  وَمَنْ يَّتَبَدَّلِ الْکُفْرَ بِالْاِيْمَانِ  فَقَدْ ضَلَّ سَوَآءَ السَّبِيْلِ
am turiiduuna an tas`aluu rosuulakum kamaa su`ila muusaa ming qobl, wa may yatabaddalil-kufro bil-iimaani fa qod dholla sawaaa`as-sabiil

"Ataukah kamu hendak meminta kepada Rasulmu (Muhammad) seperti halnya Musa (pernah) diminta (Bani Israil) dahulu? Barang siapa mengganti keimanan dengan kekafiran, maka sungguh, dia telah tersesat dari jalan yang lurus."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 108)

Allah SWT berfirman:

اِنْ يَّشَأْ يُذْهِبْكُمْ  اَيُّهَا النَّاسُ وَيَأْتِ بِاٰخَرِيْنَ ۗ  وَكَانَ اللّٰهُ عَلٰى ذٰلِكَ  قَدِيْرًا
iy yasya` yuz-hibkum ayyuhan-naasu wa ya`ti bi`aakhoriin, wa kaanallohu 'alaa zaalika qodiiroo

"Kalau Allah menghendaki, niscaya dimusnahkan-Nya kamu semua wahai manusia! Kemudian Dia datangkan (umat) yang lain (sebagai penggantimu). Dan Allah Maha Kuasa berbuat demikian."
(QS. An-Nisa' 4: Ayat 133)

4. Jangan menanyakan sesuatu yang belum terjadi. Seperti bertanya "bagaimana arah kiblat saat sholat dibulan?" 

Tapi boleh menanyakan sesuatu yang belum terjadi, tapi akan mengalami/mengamalkan. 

5. Pertanyaan yang dapat menimbulkan fitnah, fitnah dalam pandangan syar'i. 
Seperti bertanya yang tidak tepat waktu dan tempatnya. 
Seperti bertanya hukum riba disaat jamaah baru mau belajar tentang agama dan masih bergelut ribawi



📝Kapan boleh bertanya
1. Betul-betul ingin dapat penjelasan sejelas-jelasnya dari para ulama/ ahli ilmu 

2. Bertanya dalam rangka mengajarkan al Islam kepada ummat. Bertujuan untuk mengajarkan suatu ilmu kepada para pemajelis dalam suatu perkara lewat pertanyaan yang diajukan.
Seperti hadita arbain yang ke 2 tentang Islam, Iman, Ihsan dan Hari kiamat.

3. Ingin mengetahui ilmu pengikutnya. Seperti seorang guru/ulama yang ingin mengukur tingkat keilmuan sang murid.

4. Malu bertanya boleh mewakilkan pertanyaanya kepada orang lain. 

📝Kapan pertanyaan wajib dijawab
"Jika penanya ingin mendapatkan ilmu yang bermanfaat" 



📝Adab bertanya
1. Wajib niatnya karena Allah 

2. Berniat berbuat baik kepada penanya, tidak terbersit merendahkan/ menghinac

3. Bertanya ilmu yang bermanfaat bagi dirinya atau orang lain, misal ketika majelis ilmu.

4. Mendahulukan yang tua dibanding yang muda 

5. Menghindari sering bertanya agar yang menjawab tidak jenuh/muyak. 

6. Bertanya dengan santun dan lembut 

7. Tidak bertanya tentang perkara agama, Islam, keimanan, aqidah, tauhid kepada penyembah hawa nafsu, ahli bid'ah, kepada orang-orang yang juhal.  
Bertanya kepada yang ahlinya, orang yang tepat sesuai yang ingin ditanyakan.

8. Tidak bertanya ketika yang ditanya sedang berbicara/ memotong pandiran 

9. Tidak memaksa yang ditanya agar segera menjawabnya. 
Berikan uzur bagi yang ditanya karena tidak bisa segera merespon/menjawab. 

10. Penanya tidak boleh marah ketika jawaban tidak sesuai harapan penanya. 

11. Tidak boleh membangkitkan kemarahan pada diri penanya. 
Seperti membanding-bandingkan pernyataan ustadz, seperti menyaung.

12. Tidak boleh bertanya tentang hal-hal gaib yang ilmunya hanya milik Allah




Komentar