“Lakasi mandi, ayo makan, sudahkan sholat”



Orang tua kita biasanya mengatakan kepada anaknya ketika datang sekolah atau ketika datang dari bepergian, “Nak, ayo makan ?”. Ketika waktu menjelang maghrib, “Nak, sudahkah mandi?”. Atau ketika sudah melaksanakan olahraga atau eksrakurikuler, “Nak, sudahkah mandi ?”.
Selain itu, hampir setiap hari ketika berada di rumah orang tua kita sering mengatakan, “Nak, sudahkah sholat?”, entah itu pagi, siang, sore dan malam. Namun ketika orang tua mengatakan hal-hal tersebut biasanya seorang anak itu acuh, merasa sudah dewasa, merasa sudah bisa mengurus diri sendiri, dan yang paling parah merasa sudah bisa mengambil peran orang tua.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut sering di indahkan oleh anak untuk dijawab dan dicermati. Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut terdapat makna yang mendalam yang hanya segelintir orang mengetahuinya.
Pertama, Perhatian. pertanyaan-pertanyaan tersebut mengandung sifat perhatian yang murni dari orang tua yang telah membesarkan anaknya. Dari seorang anak itu kecil hingga menjadi baligh perhatian orang tua itu semakin besar karena bisa jadi ketika seorang anak itu masih kecil, perhatian orang tuanya kurang dikarenakan kesibukan pebisnis, politik, petani, peternak dsb., yang dimana tidak sering berada dirumah untuk memberikan perhatian kepada anak yang masih kecil. Sehingga ketika seorang anak itu tumbuh semakin besar, orang tuanya juga mengupayakan memberikan perhatian yang semakin besar pula untuk menutupi kekurangan perhatian ketika anak masih kecil.
Kedua, Penjagaan. Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut ada hal tersirat yakni orang tua sangat menjaga kondisi anaknya. Penjagaan agar kondisi seorang anak itu selalu fit dan tidak terserang sakit karenanya orang tua menyuruh anaknya untuk makan, mandi, sholat. Itu semua berguna untuk menjaga diri seorang anak. Dari perintah makan berguna menjaga kondisi tubuh dengan asupan-asupan makanan yang bergizi. Dari perintah mandi, yakni pembersihan tubuh sebagai salah satu penjagaan dari terserangnya penyakit-penyakit kulit maupun penyakit luar lainnya. Dari perintah sholat, orang tua menginginkan agar anaknya terjaga dari perbuatan-perbuatan tercela karena sholat itu mencegah dari perbuatan yang munkar sehingga anak akan selalu tehindar dari perbuatan yang menjerumuskan dia ke lubang hitam/ keburukan.
Ketiga, Ketegasan. Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut, orang tua secara tidak langsung memberikan ketegasan kepada si anak untuk mengambil sikap menerima ajakan orang tuanya atau tidak. Hal tersebut akan berguna nantinya ketika seorang anak itu sudah besar, dia akan sadar bahwasanya pertanyaan-pertanyaan tersebut menginginkan si anak dapat melihat perihal pilihan yang dia ambil apakah itu baik atau buruk.
Tiga point penting tersebut hanya dapat dicermati bagi orang-orang yang memang memiliki kecermatan. Pasalnya hal tersebut dapat dilihat dengan sinkronisasi hati dan pikiran, yakni dimana perasaan sebagai objek dari pertanyaan tersebut menerima dengan lapang dan pikiran yang memproses pertanyaan tersebut sehingga muncullah suatu sikap dan sifat.
Wallahu a'lam
Atas perhatiannya saya ucapkan Jazak
umullah Khairan Katsiran, semoga bermanfaat untuk kita semua.

Komentar